Selasa, 10 Desember 2013

BONGKAR KEBIASAAN LAMA!

Add caption
Bongkar kebiasaan kita yang jarang melaksanakan shalat Fajar atau shalat sunnah Qabliyah shubuh.
Bongkar Kebiasaan kita yang jarang shalat shubuh berjamah di masjid atau musholla.
Bongkar kebiasaan kita yang jarang menghapal atau membaca ayat al-Qur’an ba’da shalat shubuh atau sebelum beraktivitas di pagi hari.
Bongkar Kebiasaan lama kita yang jarang melaksanakan shalat dhuha.
Bongkar kebiasaan kita yang shalat fardhunya jarang tepat waktu dan berjamaah di masjid atau musholla.
Bongkar kebiasaan kita yang jarang menambah ilmu agama atau ilmu yang berguna lainnya.
Bongkar kebiasaan kita yang jarang menyisihkan harta kita untuk kemaslahatan ummat.
Bongkar kebiasaan kita yang jarang melaksanakan qiyamullail
(Maryulisman - iSLAMPOS)

Rabu, 23 Oktober 2013

DON'T WORRY BE HAPPY

Song by Bob Marley

Here's a little song I wrote
You might want to sing it note for note
Don't worry, be happy
In every life we have some trouble
When you worry you make it double
Don't worry, be happy
Don't worry, be happy now

Oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry
Oo-oo-oo-oo-oo-oo-oo
Be happy
Oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry, be happy

Ain't got no place to lay your head
Somebody came and took your bed
Don't worry, be happy
The landlord say your rent is late
He may have to litigate
Don't worry, be happy
Look at me, I'm happy

Oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry
Oo-oo-oo-oo-oo-oo-oo
Be happy
Oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry, be happy

Give you my phone number
When you worry, call me, I make you happy
Oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry
Oo-oo-oo-oo-oo-oo-oo
Be happy
Oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry, be happy

Ain't got no cash, ain't got no style
Ain't got no gal to make you smile
But don't worry, be happy
'Cause when you worry, your face will frown
And that will bring everybody down
So don't worry, be happy
Don't worry, be happy now

Oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry
Oo-oo-oo-oo-oo-oo-oo
Be happy
Oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry, be happy

Now there, is this song I wrote
I hope you learned it note for note
Like good little children
Don't worry, be happy
Listen to what I say
In your life expect some trouble
When you worry you make it double
Don't worry, be happy, be happy now

Oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry
Oo-oo-oo-oo-oo-oo-oo
Be happy
Oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry, be happy
Oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo, oo-oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry
Oo-oo-oo-oo-oo-oo-oo
Be happy
Oo-oo-oo-oo-oo
Don't worry, be happy

----------------------
----------------------



Senin, 30 September 2013

--Terima kasih, Kekasih--

Kekasihku, sekarang aku tahu bagaimana caranya kita saling kontak...
Tak ada yang tahu..., tak ada hijab... Hanya kita...

Kekasihku, bahagia rasanya jika kita bersama...
Menghabiskan waktu hanya berdua...

Kekasihku, mendekatlah... jangan jauh-jauh dariku...
Meski kadang aku yang menjauh... tapi sungguh, sejujurnya aku ingin selalu dekat...

Terima kasih, Kekasih...
atas segala kasih sayang, keindahan, perhatian dan segalanya untukku...
Semoga kudapat menjaganya selalu...

Terima kasih, Kekasih...
Karena tlah mengerti aku...lebih dari siapapun...
bahkan dari diriku sendiri...

Terima kasih, Kekasih...
Karena selalu hadir di saat kubutuhkan...
di saat ku sedih, senang, cemas, takut bahkan saatku bingung...

Maafkan aku, Kekasih...
jika kadang justru aku yang sering mengecewakan...

Malam ini...ingatkan aku tentang "janji" kita...
Kita bertemu di ruang itu...berdua, ya...hanya berdua...
di atas sajadah...
di sepertiga malam terakhir...
Tunggu aku Kekasih...
Tunggu aku ya Allah...

Hasbunallahu wa ni'mal wakiil....

Udanya Inda @ Muharram 1431 H

Kamis, 19 September 2013

TENANG SAJA

Tenang saja, ketika sesuatu yang kita anggap baik berakhir, ketika kita kehilangan seseorang yang kita nilai spesial, ketika sebuah kesempatan emas hilang maka, tenang saja, akan datang sesuatu pengganti yang lebih baik, seseorang yang lebih istimewa, pun kesempatan emas lainnya.

Pastikan saja syaratnya dipenuhi: bersabar.

Bagi orang2 bersabar, selalu datang hal-hal baik sebagai pengganti hal-hal sebelumnya.


*Tere Liye

Jumat, 13 September 2013

BOLEH JADI

Boleh jadi, yang kita buang, adalah sesuatu yang kita butuhkan.

Boleh jadi, yang kita lupakan, adalah sesuatu yang mengingatkan.

Boleh jadi, yang kita tinggalkan, justeru adalah sesuatu yang selalu menunggu. Setia. Di sana.

*Tere Lije

Senin, 09 September 2013

SEPOTONG RINDU

Hanya untuk-Mu, Tuhan ...
Semua kami lakukan
Walaupun hujam getir sangat kami rasakan
Tatih ringkih memohon belas ampunan dan ridho-Mu
Untuk kami, Para Pendosa ini ...
Atas juntai-juntai kesalahan yang membelenggu

Lihatlah Tuhan ...
Kami benar-benar melakukan semuanya untuk-Mu ...
Kami persembahkan yang terbaik kami
Seluruh kerelaan kami yang terdalam

Sebab sepenuhnya kami percaya
Untuk setiap akhir indah bersama-Mu

Kami titipkan seluruh rasa kami yang tak berhingga ini
Semata karena iman kami
Asa kami
Dan cintaMu pada kami 



ON BELOVED SEPTEMBER
my 29th 





Kamis, 13 Juni 2013

MEMILIKIMU

Saya mencintai sunset, 
menatap kaki langit, ombak berdebum
Tapi saya tidak akan pernah membawa pulang matahari ke rumah, 
kalaupun itu bisa dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan

Saya menyukai bulan,
entah itu sabit, purnama, tergantung di langit sana
Tapi saya tidak akan memasukkannya dalam ransel,
kalaupun itu mudah dilakukan, tetap tidak akan saya lakukan

Saya menyayangi serumpun mawar
berbunga warna-warni, mekar semerbak
Tapi saya tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar
tentu bisa dilakukan, apa susahnya, namun tidak akan pernah saya lakukan

Saya mengasihi kunang-kunang
terbang mendesing, kerlap-kerlip, di atas rerumputan gelap
Tapi saya tidak akan menangkapnya, dibotolkan, menjadi penghias di meja makan
tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap, namun tidak akan pernah saya lakukan

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki

Ada banyak sekali jenis suka, kasih dan sayang di dunia ini
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang

Egois sekali, Kawan, jika tetap kau lakukan.
Lihatlah, tiada lagi sunset tanpa matahari
Tiada lagi indah langit tanpa purnama
Juga taman tanpa mawar merekah
Ataupun temaram malam tanpa kunang-kunang

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya
Seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati

Selalu begitu, hingga akhir nanti.




*Repost status FB Tere Liye

PUISI KALKULATOR PERASAAN

1 hari ditambah 1 hari tidak otomatis jadi 2 hari 
Jika itu rindu, maka hasilnya bisa berminggu-minggu waktu, mana tahan
Jika itu pertemuan, maka hasilnya hanya sekejap saja, cepat sekali terasa

1.000 km jarak ditambah 500 km jarak tidak otomatis jadi 1.500 km
Kalau itu dekatnya hati, maka hasilnya nol saja, selalu dekat di hati
Tapi kalau itu perjalanan menemui belahan hati, maka aduh terasa jauh sekali

Urusan perasaan kadang tak sesederhana kalkulator

Golongan darah O menikah dengan golongan darah O, pastilah anaknya O
Tapi benci bertemu benci, tidak otomatis berpisah, kalau jodoh tidak akan kemana
Pun cinta bertemu cinta, tidak otomatis bersatu, kalau tidak jodoh tidak akan terjadi

Aduhai, urusan perasaan tidak sepasti teori biologi

Dan jelas tidak macam sedang download sesuatu, berapa persennya ketahuan
Kita tidak pernah bisa mengukur persentase rasa suka
Dan jelas tidak seperti penunjuk kecepatan, berapa kilometer per jam
Kita tidak pernah bisa menghitung kecepatan berkurang atau bertambahnya rasa sayang

Urusan perasaan bahkan lebih rumit dari rumus matematika

10 dikurang 1 tidak berarti 9
10 dikurang 10 tidak berarti 0
Kalau itu perasaan, semakin dikurangi, semakin dienyahkan, dipaksa dibuang
Hasilnya justeru berlipat ganda jadi 100 atau bahkan 1000
Tumbuh tak terbilang



*Kutipan postingan status Facebook TERE LIJE 

CINTA YANG MEMAAFKAN

Pada tahun 1971, surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan istrinya.

Satu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan istrinya, lalu dia naik bus menuju ke utara, ke kota besar, ke kehidupan baru. Bersama-sama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat, dia menikmati hidupnya. Sex, gambling, drug. Dia menikmati semuanya.

Bulan berlalu. Tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.

Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan istrinya. Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada istrinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai istri dan anak-anaknya. Dia berharap, dia masih boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat. Oleh karena itu, ia mengakhiri suratnya dengan menulis, "Sayang, engkau tidak perlu menungguku. Namun, jika engkau masih ada perasaan padaku, maukah kau menyatakannya? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota. Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bus, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji tidak akan pernah lagi mengganggu engkau dan anak-anak kita seumur hidupku."

Akhirnya, hari pelepasannya tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari istrinya. Dia tidak tahu apakah istrinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya. Dia naik bus menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Seisi bus mendengar ceritanya, dan mereka meminta kepada sopir bus itu, "Tolong, pas lewat White Oak, jalan pelan-pelan ... Kita mesti lihat apa yang akan terjadi..."

Hatinya berdebar-debar saat bus mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras. Akhirnya dia melihat pohon itu. Air mata menetes di matanya ...

Dia tidak melihat sehelai pita kuning ...
Tidak ada sehelai pita kuning ...
Tidak ada sehelai ...
Melainkan ada seratus helai pita-pita kuning ... Bergantungan di pohon beringin itu ...
Ooooooh .... seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning !!!!!!

------
Kisah ini menunjukkan betapa berpengaruhnya sebuah kekuatan memaafkan, bahkan kekuatan tersebut bisa meluluhkan kerasnya hati yang membatu, kemudian 'memaksa' keluar linangan air mata, tak terkecuali kepada lelaki yang seakan-akan tak punya hati sehingga ia tega menyakiti orang mencintainya (anak istrinya). Sebab, orang yang lebih jahat ialah orang yang membalas sebuah kebaikan (cinta) dengan kejahatan.

Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir langsung menelpon surat kabar dan menceritakan kisah ini. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, "Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree". Dan ketika album ini dirilis pada bulan Februari 1973, langsung menjadi hits bulan April 1973. Ini link video tersebut yang terupload di youtube :http://www.youtube.com/watch?v=rBL2kzKg4nY


RENUNGAN - Giving PKPU




KEKUATAN BENING

Bukan kita yang memilih takdir
Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin
bagai seorang pemanah
Kita harus selalu mencoba
untuk membidik dan melesatkannya
Di saat yang paling tepat

-Shalahuddin Al Ayyubi-


Obsesi tujuh abad itu begitu bergemuruh di dada seorang Sultan muda, baru 23 tahun usianya. Tak sebagaimana lazimnya, obsesi itu bukan mengeruhkan, melainkan semakin membeningkan hati dan jiwanya. Ia tahu, hanya seorang yang paling bertakwa yang layak mendapatkannya. Ia tahu, hanya sebaik-baik pasukan yang layak mendampinginya.

Maka di sepertiga malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu, ia berdiri di atas mimbar dan meminta semua pasukannya berdiri. ”Saudara-saudaraku di jalan Allah”, ujarnya, ”Amanah yang dipikulkan ke pundak kita menunut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun lamanya nubuwat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan kepada kalian sekarang, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak baligh, silahkan duduk!”

Begitu sunyi. Tak seorang pun bergerak.

”Yang pernah meninggalkan puasa Ramadhan, silahkan duduk!”

Andai sebutir keringat jatuh ketika itu, pasti terdengar. Hening sekali, tak satu pun bergerak.

”Yang pernah mengkhatamkan Al Qur’an melebihi sebulan, silahkan duduk!”

Kali ini, beberapa gelintir orang perlahan menekuk kakinya. Berlutut berlinang airmata.

”Yang pernah kehilangan hafalan Al Qur’an-nya, silahkan duduk!”

Kali ini lebih banyak yang menangis sedih, khawatir tak terikut menjadi ujung ombak pasukan. Mereka pun duduk.

”Yang pernah meninggalkan shalat malam sejak balighnya, silahkan duduk!”

Tinggal sedikit yang masih berdiri, dengan wajah sangat tegang, dada berdegup kencang, dan tubuh menggeletar.
”Yang pernah meninggalkan puasa Ayyamul Bidh, silahkan duduk!”

Kali ini semua terduduk lemas. Hanya satu orang yang masih berdiri. Dia, sang Sultan sendiri. Namanya Muhammad Al Fatih. Dan obsesi tujuh abad itu adalah Konstantinopel.

***
Kutipan : Jalan Cinta Para Pejuang (Salim A. Fillah)